Semua makhluk hidup akan mempertahankan keseimbangan cairan tubuhnya agar tetap normal. Jika keseimbangan cairan tubuh terganggu, maka metabolism tubuh pun akan terganggu, bahkan mungkin dapat menyebabkan kematian. Cara kerja tubuh untuk mengatur kandungan air di dalam tubuhnya disebut osmoregulasi. Osmoregulasi berkaitan erat dengan proses ekskresi karena proses ekskresi juga mengeluarkan air dari tubuh. Adapun metabolism merupakan proses pembentukan dan penguraian zat di dalam tubuh yang memungkinkan berlangsungnya aktivitas hidup (Djoko dan Yusa, - : 2)
Pada manusia, sistem ekskresi yang ada digunakan untuk mengeluarkan zat sisa hasil metabolisme. Zat ini akan menjadi racun jika tidak dikeluarkan oleh tubuh. Sistem Eksresi pada manusia meliputi proses pengeluaran urine, pengeluaran keringat, dan pengeluaran karbon dioksida yang merupakan sampah metabolisme.
Berikut ini adalah peta konsep dari sistem eksresi manusia :
1. Paru - Paru
Sumber : belajar-fun.blogspot.com
Paru-paru merupakan organ vital dalam tubuh, terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat, sedangkan di bagian samping dibatasi oleh otot dan rusuk dan. Paru-paru ada dua bagian yaitu paru-paru kiri (pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus dan paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus. Paru-paru dilindungi oleh dua selaput yang tipis disebut pleura. Selaput bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam (pleura visceralis) dan selaput yang menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan tulang rusuk disebut pleura luar (pleura parietalis). Diantara selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga berisi cairan pleura yang berfungsi dalam melumasi paru-paru. Paru-paru terdiri atas oleh bronkus, bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah. Paru-paru berstruktur seperti spon yang elastis dengan daerah permukaan dalam yang sangat lebar yang berfungsi dalam pertukaran gas.
Fungsi utama paru-paru adalah sebagai alat respirasi. Akan tetapi, karena mengekskresikan zat Sisa metabolisme maka paru- paru juga berfungsi dalam sistem ekskresi. Karbon dioksida dan air hasil metabolisme di jaringan diangkut oleh darah lewat pembuluh vena untuk dibawa ke jantung, dari jantung akan dipompakan ke paru-paru untuk berdifusi di alveolus. Sehingga H2O dan CO2 dapat berdifusi atau dapat dieksresikan di alveolus paru-paru karena pada alveolus bermuara banyak kapiler yang mempunyai selaput tipis.
Karbondioksida dan uap air diangkut oleh darah dari sel – sel tubuh menuju paru-paru. Di dalam paru-paru, khususnya alveolus terjadi pertukaran gas CO2 yang dibawa oleh darah dan gas O2 dari paru-paru untuk diikat oleh darah. Selain itu, darah akan melepaskan air (H2O). Air yang dilepaskan paru-paru tersebut berwujud gas (uap air) (Djoko dan Yusa, - : 3).
2. Hati
Sumber : perpustakaancyber.blogspot.com
Hati merupakan organ bagian dalam manusia yang berukuran paling besar. Organ ini mempunyai berat sekitar 1,5 kg atau sekitar 3–5% dari berat badan. Hati berada di bagian atas sebelah kanan abdomen dan di bawah tulang rusuk. Hati mempunyai keunikan di antaranya dapat memperbarui atau menumbuhkan kembali sel-sel yang sudah rusak akibat terluka atau penyakit. Namun, jika hati mengalami kerusakan secara berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama, kondisi ini dapat mengakibatkan kerusakan hati sehingga sel-selnya tidak dapat diperbarui lagi.
Hati terdiri atas dua lobus utama, yaitu lobus kiri dan kanan, dengan posisi sedikit saling menindih. Lobus kanan memiliki dua lobus yang salah satunya berukuran lebih kecil. Setiap lobus terdiri dari banyak lobulus. Lobulus merupakan unsur terkecil yang menyusun hati. Struktur lobulus berbentuk persegi enam, dengan panjang kurang lebih 1 mm.
Setelah terbentuk urine primer maka di dalam urine tersebut tidak lagi mengandung sel-sel darah, plasma darah, dan sebagian besar protein karena sudah mengalami proses filtrasi di glomerolus.
B. Reabsorpsi(Penyerapan Kembali)
Reabsorpsi merupkan proses yang kedua setelah terjadi filtrasi di glomerolus. Reabsorpsi merupakan proses perpindahan cairan dari tubulus renalis menuju ke pembuluh darah yang mengelilinginya yaitu kapiler peritubuler. Sel-sel tubulus renalis secara selektif mereabsorpsi zat-zat yang terdapat pada urine primer dimana terjadi reabsorpsi tergantung dengan kebutuhan.
Zat-zat makanan yang yang terdapat di urine primer akan di reabsoprsi secara keseluruhan, sedangkan reabsorpsi garam-garam anorganik direabsorpsi tergantung jumlah garam-garam anorganik di dalam plasma darah. Proses reabsorpsi terjadi dibagian tubulus kontortus proksimal yang nantinya akan dihasilkan urine sekunder setelah setelah proses reabsorpsi selesai (Diah.2004: 216).
Proses reabsorpsi air di tubulus kontortus proksimal dan tubulus kontortus distal. Proses reabsorpsi akan terjadi penyaringan asam amino, glukosa, asam asetoasetat, vitamin, garam-garam anorganik dan air. Setelah pembentukan urine sekunder maka di dalam urine sekunder sudah tidak memiliki kandungan zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh lagi sehingga nantinya urine yang dibuang benar-benar memiliki kandungan zat yang tidak dibutuhkan tubuh manusia.
Zat-zat makanan yang yang terdapat di urine primer akan di reabsoprsi secara keseluruhan, sedangkan reabsorpsi garam-garam anorganik direabsorpsi tergantung jumlah garam-garam anorganik di dalam plasma darah. Proses reabsorpsi terjadi dibagian tubulus kontortus proksimal yang nantinya akan dihasilkan urine sekunder setelah setelah proses reabsorpsi selesai (Diah.2004: 216).
Proses reabsorpsi air di tubulus kontortus proksimal dan tubulus kontortus distal. Proses reabsorpsi akan terjadi penyaringan asam amino, glukosa, asam asetoasetat, vitamin, garam-garam anorganik dan air. Setelah pembentukan urine sekunder maka di dalam urine sekunder sudah tidak memiliki kandungan zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh lagi sehingga nantinya urine yang dibuang benar-benar memiliki kandungan zat yang tidak dibutuhkan tubuh manusia.
Proses Reabsorpsi Air
Reabsorpsi air yang dilakukan di bagian tubulus kontortus proksimal terjadi secara osmosis yang dinamakan dengan reabsorpsi obligat. Selain proses reabsorpsi air dilakukan di tubulus kontortus proksimal, proses rebasorpsi air juga terjadi di bagian tubulus kontortus distal yang terjadi dengan cara reabsorpsi fakultatif(reabsorpsi tergantung kebutuhan air yang dibutuhkan tubuh).
Rebasorpsi fakultatif terjadi jika tubuh manusia kekurangan air sehingga terjadi reabsorpsi dibagian tubulus kontortus distal. Mekanisme ini menggunakan bantuan hormon antideuretik(ADH) yang disekresikan oleh kelenjar hipofisis.
Rebasorpsi fakultatif terjadi jika tubuh manusia kekurangan air sehingga terjadi reabsorpsi dibagian tubulus kontortus distal. Mekanisme ini menggunakan bantuan hormon antideuretik(ADH) yang disekresikan oleh kelenjar hipofisis.
Prinsip kerja hormon ADH adalah jika tubuh kekurangan air maka hormon ADH akan disekresikan supaya terjadi reabsorpsi air di tubulus kontortus distal, sedangkan jika tubuh kelebihan air maka kelenjar hipofisis tidak akan mensekresikan hormon ADH supaya tidak terjadi reabsorpsi air di tubulus kontortus distal.
C. Augmentasi(Penambahan Kembali)
Augmentasi merupakan proses penambahan zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh lagi ke dalam tubulus kontortus distal . penambahan zat-zat yang terjadi diantaranya adalah penambahan urea dan ion hidrogen.
Ion hidrogen sangat penting untuk menjaga keseimbangan pH dalam darah. Jika pH dalam darah mulai menurun maka akan terjadi sekresi ion hidrogen ke tubulus kontortus distal akan meningkat sampai didapatkan pH darah 7.3 sampai 7.4, sedangkan urine yang terbentuk akan memiliki pH 4.5 sampai 8.5. urine yang terbentuk setelah proses augmentasi dinamakan dengan urine sebenarnya yang nantinya akan di salurkan ke tubulus kolektivus dan selanjutnya di tampung sementara di kantung kemih.
Berikut ini adalah video mengenai ginjal dan pembentukan urine :
Ion hidrogen sangat penting untuk menjaga keseimbangan pH dalam darah. Jika pH dalam darah mulai menurun maka akan terjadi sekresi ion hidrogen ke tubulus kontortus distal akan meningkat sampai didapatkan pH darah 7.3 sampai 7.4, sedangkan urine yang terbentuk akan memiliki pH 4.5 sampai 8.5. urine yang terbentuk setelah proses augmentasi dinamakan dengan urine sebenarnya yang nantinya akan di salurkan ke tubulus kolektivus dan selanjutnya di tampung sementara di kantung kemih.
Berikut ini adalah video mengenai ginjal dan pembentukan urine :
Video Ginjal sebagai Sistem Ekskresi
Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=hXhlYKk8gw8
Agar pemahaman mengenai sistem ekskresi lebih jelas, berikut ini qadalah video animasi sistem ekskresi :
Video Sistem Ekskresi Manusia
Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=BOiERBnrMaE
Selain video diatas, kalian dapat mendownload soal-soal yang berhubungan dengan materi Sistem Ekskresi disini.
Daftar Pustaka :
Diah Aryulina dkk. 2004. Biologi untuk SMA dan MA kelas XI. Jakarta : Erlangga.
Djoko Arisworo dan Yusa.__.Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP kelas IX. Grafindo Media Pratama.
Fictor Ferdinand dan Moekti Ariebowo.__.Belajar Biologi SMA Kelas XI. Visindo.
Rikky Firmansyah, dkk.__. Mudah dan Aktif Belajar Biologi. PT Setia Purna.
http://www.biologiedukasi.com/2015/01/sistek-ekskresi-struktur-ginjal-dan.html
0 komentar: